Literasi Digital – Kita tentu menyadari bahwa literasi mempunyai cakupan makna yang sangat luas. Literasi bukanlah suatu bakat. Ini adalah keterampilan yang membutuhkan latihan. Literasi yang dikutip dari Guru Digital secara umum dikenal sebagai seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, berhitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Di abad 21, kemampuan literasi merupakan kebutuhan mendesak yang harus dimiliki oleh siapa pun untuk mampu bersaing secara global. World Economic Forum tahun 2015 membagi gambaran keterampilan literasi menjadi 6 dasar, yang dikutip dari Pedoman Gerakan Nasional Literasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sebagai berikut:
- Literasi Baca Tulis
- Literasi Numerik
- Literasi Sains
- Literasi Digital
- Literasi Keuangan
- Literasi Budaya dan Kewarganegaraan
Pada artikel kali ini kita akan mengkaji pembahasan mengenai literasi digital. Ayo!
Memahami
Literasi digital adalah pengetahuan dan keterampilan menggunakan media, alat komunikasi, atau jaringan digital dalam mencari, mengevaluasi, menggunakan, menciptakan informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijaksana, cerdas, akurat, tepat, dan taat hukum dalam rangka mencapai tujuan. mencapai tujuan. mencapai tujuan. membina komunikasi dan interaksi. dalam kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari Materi Pendukung Literasi Digital Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, seorang peneliti literasi digital bernama Douglas A.J.
Baca juga: 5 Daftar Cara Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
Tantangan dan Peluang
Dengan berkembangnya peralatan digital dan membanjirnya akses informasi digital, keterampilan literasi digital menjadi hal yang wajib dimiliki oleh pengguna internet. Tercatat melalui riset yang diluncurkan wearesocial.sg pada tahun 2017 terdapat 132 juta pengguna internet di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan sebesar 51% hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia, perkembangan dunia digital di Indonesia mempunyai dua sisi yang berlawanan dalam kaitannya dengan perkembangan literasi digital. Di satu sisi kemudahan akses terhadap informasi memudahkan kita dalam memenuhi kebutuhan dan rasa ingin tahu, di sisi lain tidak memiliki keterampilan di dunia digital akan berdampak buruk bagi kehidupan kita.
Perkembangan peralatan digital dan akses informasi tentu menjadi tantangan sekaligus peluang. Dengan penggunaan internet yang relatif tinggi, pemerintah Indonesia harus memikirkan cara terbaik untuk menghadapi berita atau informasi hoax, ujaran kebencian, dan perilaku intoleransi yang mudah ditemukan di media sosial.
Peluang
Media digital membuka peluang, seperti peningkatan keuntungan dalam bisnis e-commerce, penciptaan lapangan kerja baru berbasis media digital, dan pengembangan keterampilan literasi tanpa menghilangkan teks berbasis cetak.
Pemerintah melihat hal ini sebagai peluang untuk menciptakan 1.000 technopreneur dengan nilai bisnis sebesar $10 miliar dan nilai e-commerce hingga $130 miliar atau setara dengan Rp 1.800 triliun pada tahun 2020.
Selain itu, dengan adanya jaringan internet, digitalisasi dapat dijadikan sebagai media perantara praktik literasi yang dapat menghasilkan teks berbasis cetak. Misalnya kegiatan menulis di blog pribadi dapat diarahkan untuk mengumpulkan tulisan-tulisan yang kemudian dapat dicetak menjadi sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan dengan tema tertentu yang diambil dari blog pribadi.